WELCOME TO MY BLOG

Jumat, 15 Mei 2009

PRAMUKA SMPN 2 RANGKASBITUNG


Ekstrakulikuler Pramuka di SMPN 2 sudah ada sejak sekolah ini didirikan,,
Ekstrakulikuler ini paling banyak peminatnya baik itu dari kelas 7,8,9 mereka semua berpendapat yang sama tentang pramuka yaitu : Asik,,Seru,,Memacu adrenalin,,bisa menanamkan rasa Solideritas dan masih banyak lagi pendapat yang di kemukakan oleh Siswa yang mengikuti ekstrakulikuler ini,,

Dan Prestasi yang sudah di raih pun banyak sekali,,
Karena latihannya yang di selingi dengan kekocakan dari sang Pembina yaitu Mr.Mahpudin Sag.Spd.
Ketika saya Tanya untuk misi pramuka ke depan itu apa Beliau menjawab”Maju perut Pantat mundur”
Mungkin maksudnya “Maju terus Pramuka SMPN 2 Rangkasbitung”

Ekstrakurikuler di Sekolahku


Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah diluar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.


NIe ekstrakurikuler di SMPN 2 Tercinta :

1. Mading (Majalah dinding)
2. KIR (Karya Ilmiah Remaja)
3. Rohis (Rohani Islam)
4. PMR (Palang Merah Remaja)
5. Paskibra (Pasukan pengibar bendera)
6. ECC (English Conversation Club)
7. Paduan suara
8. Pramuka
9. Drum Band
10. Band musik
11. Karate
12. Pencak silat
13. Basket
14. Futsal
15. Atletik
16. Tenis meja
17. Bengkel seni

Sudah banyak lomba yang sudah di ikuti oleh masing-masing ekstrakulikuler dan Banyak pula piala-piala yang sudah di raih karena hampir setiap perlombaan,,ada saja JUARA dari SMPN 2,,


Tapi ekstrakulikuler yang saya ikuti hanya satu yaitu pramuka,,

Kenapa saya memilih pramuka??

Karena pramuka itu asik dan penuh tantangan untu melewati medan-medan yang berlumpur atau dalam b.sunda di sebut “LELEDOKAN”

Poko’a Pramuka SMP 2 itu Seru,,di samping seru dan asik Pramuka SMP 2 juga berprestasi contoh : LT 2 kemarin Pramuka SMP 2 berhasil meraih juara 1 putra-putri

Rabu, 13 Mei 2009

Kantin Kejujuran Smpn 2 Rangkasbitung


LEBAK | Di sela-sela perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Kepala Sekolah SMPN 2 Rangkasbitung, Sutiadi, meresmikan Kantin Kejujuran di sekolah itu. Kantin sekolah ini diberi nama ”Kantin Kejujran” dan didirikan sebagai upaya pemberantasan ketidakjujuran sejak usia dini.

“Sesuai dengan namanya, setiap pembeli di kantin ini meskipun tidak ada yang nunggu, apa yang dibeli harus dibayar dan uangnya disimpan ditempat yang telah disediakan pengelola kantin. Jangan sekali-kali berbuat curang, misalnya “darmaji” atau dahar lima ngaku hiji (Makan lima mengaku satu, Red),” kata Sutadi.

Sutiadi berharap, Kantin Kejujuran ini dapat dijadikan sarana dalam rangka meningkatkan kejujuran para siswa. Sehingga, kantin ini dapat menjadi media pembiasaan hidup jujur, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

“Tingkat kejujuran dilakukan tidak hanya dilingkungan sekolah semata, tapi bisa dibiasakan di lingkungan masyarakat atau dalam keluarga jangan sampai ada pepatah “Habis manis tanjung karang, barang habis uang melayang,”katanya.

UN di Lebak Dijamin Tak Bocor

Selasa, 28 April 2009 | 00:25 WIB

LEBAK, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Lebak menjamin tidak akan ada kebocoran soal ujian nasional (UN) tingkat SMP/MTs karena mendapat penjagaan ketat dari aparat polisi dan tim pemantau independen.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Asep Komar, Senin (27/4), mengatakan, pihaknya menjamin pelaksanaan UN tahun 2008-2009 berjalan lancar dan tertib dan tidak ada kebocoran soal ujian.

Peserta UN tahun ajaran 2008-2009 di Kabupaten Lebak tercatat 17.257 siswa di antaranya SMP 13.011 siswa dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 4.246 siswa. "Sampai saat ini pelaksanaan UN berlangsung lancar dan siswa merasa tenang dalam menjawab lembaran soal ujian," katanya.

Menurut dia, pelaksanaan UN dijamin tidak ada kebocoran karena pihaknya telah melakukan pengamanan soal ujian secara ketat, baik saat distribusi maupun saat pelaksanaan ujian berlangsung.

Bahkan, pengawasan ujian di ruangan kelas juga diterapkan sistem silang dengan guru sekolah lain sehingga siswa sulit untuk melakukan kecurangan atau kebocoran UN. Selain itu, juga mendapat pengamanan dari polisi dan pemantau independen. Pelaksanaan UN tingkat SMP/Mts di Lebak juga melibatkan pengawas dari Perguruan Tinggi swasta (PTS).

Dia menyebutkan, untuk UN tahun ini pihaknya menargetkan tingkat kelulusan sebesar 99,00 persen atau di atas tahun 2008 yakni 96,37 persen. "Saya optimistis kelulusan sebesar itu bisa tercapai karena kami telah mengoptimalkan bimbingan belajar juga mengadakan ujian ’tryout’ soal-soal mata pelajaran," katanya.

Selasa, 12 Mei 2009

626 Siswa SMP Di Lebak Tidak Ikut UN

LEBAK, JUMAT- Sebanyak 626 siswa SMP se-Kabupaten Lebak tidak mengikuti Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan selama tiga hari (24 sampai 26 April) dengan berbagai alasan seperti berhenti sekolah, menikah, bekerja dan sakit.

"Apabila siswa SMP itu tidak mengikuti ujian susulan kembali pada bulan Mei mendatang, berarti mereka dinyatakan tidak lulus UN," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak H Damanhuri di Lebak, Jumat, seperti dikutip Antara.

Berdasarkan data dinas pendidikan setempat, hari pertama yang tidak hadir sebanyak 475 siswa, hari kedua 626 siswa dan hari ketiga sebanyak 600 siswa. Sementara jumlah peserta UN tercatat 10.811 siswa. Dengan tidak ikut UN tersebut, sebagian siswa terancam tidak lulus.

Peserta yang tidak mengikuti UN tersebut, menurut dia, berasal dari siswa SMP Terbuka karena banyak yang sudah berhenti sekolah, menikah dan bekerja menjadi pembantu rumah tangga, namun masih tercatat sebagai peserta UN sehubungan siswa itu sudah kelas III.

Meski cukup banyak yang tidak ikut UN, pihaknya tetap optimis target pencapaian kelulusan sekitar 97 persen, karena mereka itu sudah ditempa semaksimal mungkin melalui pemantapan pelajaran, pengayaan materi soal-soal UN, bimbingan belajar dan les privat di sekolah masing-masing.

"Saya yakin target dapat tercapai, karena tahun lalu kelulusan juga sekitar 97 persen," kata Damanhuri seraya menambahkan pelaksanaa UN berlangsung lancar dan tertib berkat dukungan semua pihak termasuk kepolisian. (ANT/PEP)

18.872 SISWA DI LEBAK SIAP IKUTI UN

Rabu,16 April 2009

Sebanyak 18.872 siswa SMA/SMK dan SMP di Kabupaten Lebak, Banten, siap mengikuti ujian nasional (UN) 2009 yang akan diselenggarakan 20 - 24 April untuk SMA/SMK, dan 27 - 30 April untuk SMP.
Lebak, 16/4 (Regional.Roll) - Sebanyak 18.872 siswa SMA/SMK dan SMP di Kabupaten Lebak, Banten, siap mengikuti ujian nasional (UN) 2009 yang akan diselenggarakan 20 - 24 April untuk SMA/SMK, dan 27 - 30 April untuk SMP.

"Kami meminta seluruh pengelola sekolah dan orang tua siswa memfokuskan siswa untuk persiapan UN," kata Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Lebak Iin Solihin, Kamis.

Solihin mengatakan saat ini siswa SMA yang akan mengikuti UN berjumlah 4.406 orang, SMK tercatat 1.455 siswa dan SMP sebanyak 13.011 siswa. "Saya beharap mereka bisa menjawab soal-soal UN," katanya.

Menurut dia, pelaksanaan UN tahun ini lebih berat dibandingkan 2008 karena standar kelulusan UN naik menjadi 5,50. Pada 2008 standar, kelulusan UN hanya 5,25, tetapi diharapkan peserta didik dapat memperoleh nilai di atas 5,50.

Dia mengatakan pihaknya tidak menargetkan kelulusan UN tahun ini namun berharap dapat mempertahankan angka kelulusan UN 2008.

Kelulusan 2008 untuk tingkat SMA/SMK sekitar 95,85 persen dan SMP sekitar 96,97 persen.

"Saya optimistis angka kelulusan itu tercapai, karena saat ini siswa sudah mempersiapkan diri dengan mengikuti bimbingan belajar dan mengulang soal-soal atau mengikut `tryout`," katanya.

Dia menjelaskan, pelaksanaan UN dijadwalkan 20 - 24 April 2009 untuk SMA/SMK, dengan ujian susulan pada 27 April - 1 Mei.

UN untuk tingkat SMP akan berlangsung 27 - 30 April, dan ujian susulan pada 4 - 7 Mei 2009.

Mata pelajaran yang diujikan untuk SMA yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan matematika, ditambah mata pelajaran kimia, fisika dan biologi untuk jurusan IPA.

Jurusan Bahasa ditambah Sastra Indonesia, bahasa asing dan sejarah budaya/antropologi, sementara untuk jurusan IPS ditambah mata pelajaran geografi, ekonomi dan sosiologi.

Sementara SMK meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, matematika, dan kompetensi keahlian kejuruan dan SMP yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, matematika dan ilmu pengetahuan alam.